“ Mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukkan dunia”. Demikian bunyi penggalan sebuah lagu populer. Ini benar adanya. Karena dengan impian, maka ada tujuan hidup yang hendak dicapai atau dituju.
Bagi umumnya orang, impian sudah mulai terbangun sejak kecil. Di mana impian sering kali dibangun dari kegemaran atau hobby dan dari potensi atau bakat yang dimiliki. Bangunan impian tersebut kemudian diupayakan pencapaiannya dengan berbagai cara.
Di antara cara yang diupayakan untuk mewujudkan impian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan kegemaran atau hobby
2. Mengeksplorasi potensi atau bakat
3. Membekali diri dengan pengetahuan yang sesuai dengan bidang impian
Namun faktanya, segala usaha yang telah diupayakan , belum tentu berhasil mewujudkan sebuah impian. Salah satu faktor tersebut adalah peluang yang datang, meski tidak menutup faktor- faktor lain yang tentu saja berbeda- beda antar masing-masing orang. Ini berdasar dengan pegalaman yang saya alami.
Impian saya adalah menjadi seorang Diplomat. Impian ini terbangun bermula dari ketertarikan saya melihat kerja seorang diplomat. Mereka bisa berpindah dari satu negara ke negara lain dalam kurun waktu tertentu dengan membawa misi diplomasi dari negara sang diplomat. Saya pikir itu adalah sebuah karir hebat untuk saya impikan.
Berbagai cara saya upayakan untuk mewujudkan mimpi tersebut. Mengasah kemampuan berbahasa asing, menempuh pendidikan yang memungkinkan untuk berkarir di bidang tersebut dan menambah pengetahuan tentang diplomasi melalui seminar maupun buku.
Sampai kemudian, peluang berkarir di bidang lain datang. Peluang itu adalah peluang menjadi seorang guru.
Bagi sebagian orang, menjadi guru barangkali sebuah impian.tapi tidak demikian bagi saya. Guru bukanlah karir yang saya impikan sebelumnya.
Namun di tengah impian yang belum kunjung mampu saya wujudkan, peluang ini menjadi sebuah tawaran realistis menurut pikiran saya ketika itu. Maka saya memanfaatkan peluang tersebut dengan dalih menjadikannya bantu loncatan menambah pengalaman saya, seraya terus memupuk harapan untuk bisa mewujudkan mimpi saya kelak .
Demikian menjadi sekelumit gambaran, bahwa di saat impian belum jua mampu terwujud, mengambil peluang yang ada tak jarang menjadi pilihan realistis untuk membangun sebuah impian baru dalam berkarir.
Terlebih di tengah sulitnya membangun sebuah karir belakangan ini, peluang seolah menjadi sedikit pemecah kebuntuan untuk membangun sebuah karir lain yang sebelumnya bukan merupakan karir impian.
>>> tulisan ini diikutkan dalam lomba menulis essai-karir yang diadakan penrbit arias bekerjasama dengan hasfa publisher
Tidak ada komentar:
Posting Komentar